Mencari Sempurna

 



Saat pertama kali Tuhan menciptakan manusia, ia berkata bahwa ini akan menjadi karyanya yang sempurna. Tapi, setelah sampai di dunia, menghirup udara bumi yang menyesakkan, mereka bertingkah seolah dirinya manusia yang kurang sempurna. Padahal kita semua sama-sama tahu bahwa yang sempurna itu tak ada, yang sempurna hanya semu semata.

" Kok muka aku jerawatan ya, jelek banget," seru Lyra menatap kearah cermin kecil yang berada di genggamannya. Dia menoleh saat mendapati suara asing yang berada di sampingnya.

Seorang laki-laki memakai hoodie hitam, berambut hitam legam duduk disampingnya sambil menatap kearah Lyra. Cowok itu mengambil cermin kecil yang sedang di genggaman Lyra kemudian memasukkan ke saku celananya.

Lyra sedikit terkejut dengan perlakuan sahabatnya, kemudian tangan mungilnya memukul pelan lengan cowok itu. Sedikit kesal dengan tindakan tiba-tiba yang dilakukan cowok tersebut.

" Aksara! Ngeselin banget sih, kan aku lagi ngaca!"

" Yakin cuma ngaca? Bukannya lagi mengeluh sama apa yang diberikan Tuhan?" Tanya Aksara sambil mendudukkan dirinya senyaman mungkin.

" Pasti insecure lagi kan?"

Lyra menundukkan kepala sambil memilin jari- jarinya, tidak bisa menyangkal apa yang dikatakan oleh Aksara. Tebakannya selalu benar.

" Ra kamu tau nggak waktu pertama kali Tuhan menciptakan manusia dia bilang apa".

Lyra mendongakkan kepala, menatap ke arah Aksara yang menampilkan wajah serius nya, " Emang bilang apa?" Serunya sedikit penasaran.

" Tuhan bilang kalau ini akan menjadi karyanya yang paling sempurna."

Lyra terdiam, merasa sedikit tertampar dengan ucapan yang baru saja di lontarkan oleh Aksara.

" Lalu kenapa kamu masih ngerasa kurang sempurna kalau yang menciptakan saja bilang kalau kamu sempurna."

" Tapi, mukaku jerawatan. Gak kayak perempuan lain yang mulus dan cantik cantik."

" Kamu tau kan di dunia ini tak ada satupun yang abadi.  Semuanya sifatnya sementara. Lalu kenapa kamu masih mengeluhkan sesuatu yang semu itu, yang bisa saja hilang dalam sekejap kalau Tuhan menginginkan."

Sesaat mereka terdiam. Lyra yang sedang bergelut dengan pikirannya dan Aksara yang masih setia menatap Lyra, menunggu respon sahabat nya itu.

Lyra menghembuskan napas pelan, " Aku kurang bersyukur banget ya? Sudah diberi hidup dan fisik yang lengkap tapi masih merasa kurang."

Aksara menatap lekat Lyra. Netra mereka saling menubruk, " So love yourself, okay?"

Lyra mengangguk, bibirnya menciptakan lengkungan kecil, " Yes, i do," seru Lyra mantap.

Karena yang sempurna, tak perlu harus mengikuti standar society. Cukup jadi diri sendiri dan temukan definisi sempurna menurut diri kamu.



Komentar

Postingan Populer