Dear You " Semoga Kamu Baca"



Aku gak tahu tulisan ini bakal kamu baca atau enggak, tapi semoga di baca ya, ya meskipun aku tahu mungkin kamu juga ngak bakal baca kan?

Maka dari itu, karena aku tahu kalau kamu nggak mungkin baca tulisan ini, karena kamu nggak punya cukup waktu luang dan mungkin menganggu waktumu yang berharga itu, jadi aku berani menulis pesan ini buat kamu.

Apa kabar? Adalah kata yang selalu ingin aku ucapkan ketika bertemu denganmu, tapi apa? Aku nggak bisa, bahkan untuk sekedar mengucapkan kata “Hai” saja rasanya sangat sulit, sesulit menunggu balasan perasaan darimu.

Kamu tahu nggak aku sangat bersyukur sekali saat pertama kali kamu memilih untuk mengajaku berbicara terlebih dahulu, jujur saat itu aku benar-benar gugup, tanganku langsung berkeringat dingin, tapi kamu bisa dengan santai nya mengajak ku berbicara, aku sungguh berterima kasih untuk hal itu. Kamu orang yang baik, kamu orang yang sangat ramah dan mudah bergaul sampai pada suatu waktu aku pernah menganggap kalau kamu juga memiliki rasa yang sama sepertiku, tetapi ternyata aku salah, ternyata aku yang terlalu berharap, karena nyatanya kamu bersikap seperti itu ke semua orang dan itu bukan hanya dengan ku.

Setelah kelulusan sekolah, aku sudah tidak pernah lagi bertemu denganmu, aku hanya bisa memantau aktivitas mu melalui story yang selalu kamu unggah, kamu kelihatan lebih sibuk ya daripada di SMA dulu, sircle pertemanan mu juga jauh lebih luas. Tepat saat hari kelulusan dulu aku pernah berjanji kepada diri sendiri kalau itu akan menjadi hari terakhir aku menaruh perasaan padamu, aku ingin berhenti, aku ingin menyerah, aku ingin memulai cerita baru yang di dalamnya kita sama-sama berperan bukan hanya aku, bukankah sebuah hubungan terbentuk dari dua hati yang memiliki perasaan yang sama?  sedangkan kita? Ah aku sudah tahu jawabannya apa, bukankah sudah bisa di tebak kalau dalam cerita ini hanya aku yang mempunyai rasa, sedangkan kamu? Sudah pasti jawabannya tidak dan mungkin akan tetap tidak.

Aku jatuh cinta pada sosok yang begitu dekat keberadaannya denganku, tapi entah mengapa hatinya tidak bisa untuk ku gapai, bahkan hanya untuk mengetuk nya saja aku sudah tidak di izinkan oleh pemiliknya. Apa tidak bisa ya? Apa tidak bisa kamu memberikan kesempatan untuk ku masuk meski hanya sebentar? Semakin ku paksa,semakin ku coba, semakin banyak pula kegagalan yang aku dapatkan.

Hingga beberapa waktu lalu kita bertemu kembali, aku takut, sungguh aku takut perasaan yang selama ini aku coba hilangkan itu akan muncul kembali hanya dengan melihatmu. Aku pikir dengan melihatmu kembali aku akan baik-baik saja, aku pikir dengan bertemu denganmu lagi hatiku sudah tidak merasakan apa-apa, tapi nyatanya aku salah, aku sangat salah sekali dan aku benci harus mengakui kenyataan itu. Ternyata senyum mu masih bisa membuat hatiku berdebar, ternyata suara mu masih menjadi favoritku dan ternyata tatapan matamu masih bisa membuat ku nyaman bahkan sangat nyaman, mungkin karena sudah lama tidak melihat tatapan itu. Aku sangat marah, marah terhadap kenyataan bahwa ternyata aku masih memiliki rasa untukmu, aku kira perasaan itu sudah benar-benar hilang seiring dengan kepergianmu, nyatanya tidak, nyatanya itu hanya berlangsung sementara. Dengan pertemuan itu aku menyadari bahwa ternyata selama ini aku masih mencintaimu, sekuat apapun aku mencoba melepaskan itu hanyalah sia-sia.

Tetapi tidak apa-apa, itu bukan salahmu, karena aku yang memilihnya dari awal

Perihal hati nggak semua harus ada pemiliknya bukan? Dan terima kasih karena secara tidak sadar kamu telah menitipkan sebuah pelajaran bahwa rasa suka nggak selalu di balas dengan perasaan yang sama, kalau rasa suka selalu di balas dengan perasaan yang sama maka buat apa ada kata mengikhlaskan. Perasaan yang baik nggak selalu harus minta balasan, kalau dengan mengikhlaskan adalah cara terbaik untuk menyelamatkan hati, maka itu adalah keputusan yang tepat.

Semoga nanti, beberapa tahun yang akan datang atau mungkin di kehidupan selanjutnya, aku berharap untuk bisa di pertemukan kembali denganmu meskipun dengan keadaan yang sudah berbeda, mungkin saat itu kamu sudah memiliki seseorang yang menjadi tempatmu pulang, seseorang untuk bersandar, seseorang untuk berbagi keluh kesah, seseorang yang akan menyambutmu dengan dekapan hangatnya saat dirimu sudah lelah dengan hiruk piruk dunia. mungkin seseorang itu bukan aku bahkan mungkin nggak akan pernah aku. Tetapi sekali lagi tidak apa-apa, kita tidak tahu rencana semesta kedepannya akan seperti apa, tapi apapun itu semoga kamu bahagia selalu.

Senang pernah bertemu denganmu

Senang pernah mengenalmu

Jaga diri baik-baik ya, aku tahu di luar sana masih banyak sekali orang yang sayang sama kamu, termasuk aku, gapai mimpi-mimpi mu satu persatu, aku yakin kamu mampu. 

Salam Sayang
Dari yang menuliskanmu
Seseorang yang hatinya masih untukmu

Komentar

Postingan Populer