Obrolan Singkat


Sore itu lewat obrolan singkat namun sangat bermakna, saya mendapatkan banyak hal tentang kehidupan ini, melalui papa saya jadi dapat melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Terkadang sesekali kita memang harus meluangkan sedikit waktu untuk membicarakan banyak hal dengan orang tua, entah itu masalah mimpi, kehidupan dan lainnya.

Saat itu tepat setelah papa pulang kerja, saya langsung berlari keluar dan memberitahukan tentang kos-kosan yang baru buka beberapa hari yang lalu, kosnya terlihat cukup nyaman, bersih dan tentunya bagus tetapi ya gitu harganya cukup mahal.

Papa kemudian duduk di kursi dan memperhatikan gambar kos-kosan tersebut, setelah melihatnya papa langsung bilang," Nggak usah pindah, di kos yang lama saja, itu kemahalan."

Saya cuma diam sambil menganggukan kepala, sebenarnya juga gak ada niatan untuk pindah, cuma sekedar mau menunjukkan saja.

Setelah beberapa menit terdiam, papa membuka suara sambil menatap ke arah saya

" Gapapa kalau sekarang belum bisa kos di situ, biayanya kan mahal belum lagi nanti biaya hidup, besok kalau sudah sukses kamu yang gantian bikin kon kayak gitu, sesusai dengan keninginanmu saat ini pengen punya kos kayak gitu."

Saya disitu cuma bisa diem, sambil menahan tangis yang siap meluncur ke pipi dengan sekali kedip

" Belajar yang rajin, jangan lupa dibarengi dengan berdoa, sholat malam dan puasa senin kamis, di rumah ini cuma kamu harapan satu-satunya, kalau enggak kamu mau siapa lagi, seemua orang di rumah ini selalu mendoakan agar kamu menjadi orang sukses, agar apa yang kamu impikan bisa terwujud, agar besok bisa dapat pekerjaan yang mapan juga."

" Mumpung sekarang masih lengkap, mbah uti sama mbah kong masih ada, mama dan papa juga masih ada, jadi bisa tanya tentang kekurangan kamu kamu itu apa sama dimana saja, biar kamu bisa meperbaiki diri."

Sudah, disitu saya cuma bisa diem sambil nahan tangis, enggak mungkin saya nangis di situ, terlalu malu kalau dilihat sama papa.

Saya melihat ke arah papa, mata papa terlihat berkaca-kaca sambil sesekali nugasp hidung, suaranya juga berubah sedikit serak seperti orang yang akan menangis.

Papa lanjut bilang, " Udah jadi mahasiswa harus lebih mandiri dan bersikap dewasa lagi, sebelum melakukan segala sesuatu itu di pikir terlebih dahulu jangan asal-asalan, jangan suka minder juga."

" Kedepannya juga tidak ada yang tahu, mungkin bisa saja ilmu yang kamu pelajari hari ini enggak ada kaitannya sama pekerjaan kamu di masa sepan, contohnya saja mas Nova dulu kan kuliahnya jurusan perkapalan tetapi sekarang kerjanya di lembaga amal sama menjadi penulis, kan enggak nyambung."

" Tapi gak ada yang tau, barangkali dulu waktu kuliah atau kkn dia dapat keahlian itu, ternyata Allah juga mengizinkan, jadi sekarang udah enak, dapat posisi jadi ketua cabang juga udah bisa menerbitkan beberapa novel maupun buku."

Sebuah obrolan singkat tapi benar-benar bisa buat cara pandang saya lebih terbuka, jadi merasa kalau saya memang harus belajar yang benar dan bisa banggain mereka semua, karena memang disini cuma saya harapan satu-satunya.

Terus satu hal lagi, belum tentu jurusan yang kalian ambil saat ini itu berhubungan dengan pekerjaan kalian di masa depan. jadi untuk sekarang sebisa mungkin kalian menyelesaikan apa yang telah kalian mulai, jika saat ini kalian merasa kalau salah jurusan gapapa jalani saja dengan sepenuh hati, nikmati prosesnya jangan memilih meninggalkan selagi itu semua belum selesai, mencoba untuk bertahan, lihat sisi baiknya, anggap saja ini merupakan sebuah tanggung jawab kepada orang tua. nanti kalau kalian udah lulus baru deh lakuin segala sesuatu yang memang kalian ingin lakukan, lakuin menurut passion kalian.

Kita memang enggak akan tau nasib kita di msa depan akan seperti apa, tetapi setidaknya kita bisa mengusahakan agar masa depan kita jauh lebih baik. janga  pernah merasa iri atau membanding-bandingkan dengan orang lain, setiap orang itu punya waktu terbaik masing-masing untuk sukses, buka terlalu cepat, bukan terlambat melainkan tepat.

Komentar

Postingan Populer