Senja Di Yogyakarta
Kata orang Yogyakarta itu kota yang istimewa tapi menurutku ada yang lebih istimewa dari kota ini yaitu kamu. Seseorang yang mengajarkanku tentang jatuh cinta dan patah hati secara bersamaan. Seseorang yang ternyata di kirim semesta hanya untuk sekedar singgah sebentar dan menitipkan pelajaran. Cinta pertama yang beralalu dengan begitu cepatnya sampai aku pun tak menyadari kepergiannya.
Senja kala itu untuk pertama kalinya semesta mempertemukan
aku denganmu secara tidak sengaja. Namaku Rinai Senja unik bukan namaku, kata
mama aku dilahirkan tepat saat senja oleh sebab itu mereka menamaiku demikian.
Ini merupakan pertama kalinya aku menginjakkan kaki di kota ini, kota yang
orang bilang tuhan menciptakannya saat sedang jatuh cinta, kota dengan sejuta
keromantisan dan keramahan di dalamnya.
Hari ini aku harus pindah ke yogyakarta karena pekerjaan
papa yang mengharuskan kita untuk pindah ke kota ini. Meninggalkan segala hiruk
piruk kota jakarta, meninggalkan sekolah ku tercinta, sahabat dan
segalanya. Dikota ini semuanya akan ku mulai dari awal termasuk kisah cintaku.
Aku duduk di kelas 11 SMA, papaku sudah mendaftarkanku
disalah satu SMA favorit di kota ini dan kebetulan hari ini adalah hari
pertamaku masuk sekolah, ada perasaan takut yang tiba-tiba menghampiri karena
aku bisa dibilang anak yang cukup pemalu, tetapi beruntung saja aku bisa
diterima baik di sekolah ini aku juga sudah menemukan teman baru namanya
Jingga, namanya unik kan seperti namaku, ia merupakan teman sebangku ku.
Kebetulan hari ini sekolah pulang sore dan papa tidak bisa
menjemput, jadi terpaksa aku harus naik bus trans yogya untuk pulang, beruntung
saja aku sudah sedikit hapal dengan jalan-jalan yang ada di sini. Aku berjalan
menyusuri trotoar dan berhenti di halte bus, aku duduk di halte sambil
mendengarkan musik dari ponsel, bus sedari tadi yang ku tunggu belum datang
juga, ternyata benar kata orang kalau menunggu itu membosankan. Langit sudah
berubah warna menjadi jingga, warnanya sangat indah itu mengapa aku sangat suka
senja sesuai namaku.
Untuk pertama kalinya aku bertemu dia laki-laki berkacamata
yang sedang membaca buku tidak jauh dari tempatku duduk, dilihat dari
seragamnya ia merupakan siswa di sekolahku juga, setelah aku melihat bet
kelasnya aku dapat memastikan kalau dia adalah kakak kelasku di sekolah. Sudah
lama aku memandangi wajahnya yang terlihat serius membaca buku menurutku itu
sangat lucu tiba-tiba saja dia menutup bukunya dan melihat ke arahku,
cepat-cepat aku mengalihkan pandanganku ke arah lain. Bus yang aku tunggu sudah tiba buru-buru saja
aku menaiki bus tersebut menghindari rasa malu karena ketahuan menatapnya
begitu lama.
Aku memilih tempat duduk sebelah jendela tempat favorit
kalau sedang di bus, aku kembali memakai earphone ku dan mendengarkan
musik, tiba-tiba saja bangku di sebelah ku ada yang menempati, setelah
melihatnya aku dibuat terkejut karena yang duduk di sebelah ku adalah laki-laki
yang tadi kutatap, tubuhku menegang seketika saat dia tersenyum padaku senyum,
senyum nya manis.
“ Hai namaku Zafran Hari Muchtar,“ serunya sambil
menjulurkan tangan.
Aku menerima uluran tanganya. “ Hai namaku Rinai Senja,
biasa di panggil Rinai,” seruku kikuk.
“ Murid baru ya?” serunya sambil memperhatikan ku, di
perhatikan seperti itu sudah membuatku salah tingkah tidak bisa menahan
desiran-desiran aneh yang muncul di tubuhku.
“ Iya kak.”
Dia memandangku sedikit heran.“ Pantesan nggak pernah
lihat, kok tau kalau aku kakak kelasmu?”
“ Dari bet nya kak,“ seruku sambil menunjuk bet yang berada
di kiri lengannya.
Dia tersemyum.“ Ooo iyaa lupa.” Senyumnya benar-benar
sangat manis sampai mebuatku membeku beberapa detik, jantung ku mulai berdegub
tidak karuan. Apa ini yang di namakan cinta pada pandangan pertama.
Setelah pertemuan yang tidak sengaja itu, hubungan kita
sudah mulai dekat dan rasa itu semakin hari tidak berkurang bahkan terus
bertambah. Sudah sekitar satu bulan kita dekat dan belum ada tanda-tanda kalau
dia juga memiliki rasa yang sama denganku, tetapi dari sikapnya yang sangat
perhatian, aku jadi berharap lebih kalau dia juga memiliki rasa yang sama.
Akhir-akhir ini sikapnya sudah mulai berubah, tidak lagi
perhatian seperti dulu, bahkan chat ku saja terkadang tidak di balas,
padahal dulu ia yang selalu menghubungiku terlebih dahulu, aku mencoba berpikir
positif, mungkin dia sibuk dengan tugasnya karena sudah kelas 12, jadi harus
benar-benar fokus belajar.
Hingga suatu hari aku mendengar kabar kalau dia telah
berpacaran dengan kak Raya, teman satu kelasnya, hatiku terasa di jatuhi ribuan
duri, harapan-harapan yang selalu aku bangun sudah hilang seketika, dia seolah
memberiku harapan yang tinggi tetapi ketika aku sudah berada di tempat yang
tertinggi dia dengan seenaknya saja menjatuhkan harapan itu.
Kalian percaya dengan kata-kata kalau cinta pertama itu
tidak akan berhasil, itu semua benar adanya karena aku sendiri telah
membuktikan itu. Dia memang seperti senja, datang membawa keindahan menyapa
mata dan kemudian pergi di makan oleh sang surya.
Begitulah kisah cinta pertamaku berakhir sebelum sempat di
mulai, Terima kasih semesta telah kau sunguhkan seseorang yang indahnya seperti
senja juga tak lupa singkatnya.



Komentar
Posting Komentar